Hot flashes adalah tanda perubahan tingkat hormon yang terjadi di awal menopause. Di antara efek yang menyertainya antara lain rasa cemas, berkeringat, lemah, sesak napas.
Studi yang dilakukan peneliti University of Illinois dan Northwestern University, Chicago, Amerika, ini dipublikasikan dalam jurnal Menopause. Dalam penelitiannya mereka mengetes atensi dan ingatan dari 68 perempuan. Para perempuan itu berusia antara 44-62 tahun dan masing-masing mengalami 35 hot flashes tiap pekan. Mereka juga diminta mengisi kuesioner tentang gejala menopause, suasana hati, dan memori.
Dilansir dari Daily Mail, Senin, 27 Mei 2013, hasil studi ini menunjukan bahwa perempuan yang paling banyak mengalami hot flashes mempunyai tes memori yang paling buruk, dan semakin buruk hot flashes yang dialami, semakin lama periode kehilangan memori.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya tentang hubungan antara hilang memori dengan menopause. Itu dilakukan oleh peneliti University of Rochester Medical Centre, New York, yang menemukan bahwa tingkat fluktuasi hormon perempuan bisa mempengaruhi memori. Meski begitu, mereka menemukan bahwa bahwa pengaruh tersebut tidak permanen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar